FOLIKEL ANTRAL OVARIUM PADA PEMBERIAN ANTIBODI MONOKLONA BOVINE ZONA PELUSIDA SEBAGAI KANDIDAT IMUNOKONTRASEPSI

  • Milatun Khanifah Universitas Muhammadiyah Pekajangan
Keywords: imunokontrasepsi, Monoclonal, antibodi, bovine zona pelusida 3, folike antral normal, folikel antral atretik.

Abstract

Kepadatan penduduk masih merupakan masalah yang penting bagi negara-negara bekembang seperti Indonesia. Di sisi lain penggunaan metode kontrasepsi yang saat ini diandalkan untuk menangani masalah tersebut memiliki bbeberapa kekurangan yang menyababkan upaya menekan jumlah penduduk kurang optimal. Pengembangan metode kontrasepsi dengan target non hormonal seperti penggunan Monoklonal antibodi bovine ZP3 sebagai kandidat bahan imunokontrasepsi perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh Mab-bZP3 sebagai kandidat bahan immunokontrasepsi terhadap histologi ovarium yaitu jumlah folikel antral yang normal dan atretik. Penelitian True experimental ini dilakukan terhadap 36 hewan coba yang terdiri dari tiga kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan, masing-masing dianalisa pada hari ke-5, ke-10, dan ke-20 setelah perlakuan. Kelompok kontrol diberikan suntikan Phospat Buffer Saline 50 μl dan kelompok perlakuan diberi suntikan Mab bZP3 sebanyak 50 μl. Hasil penelitian menunjukkan bahwa  tidak terdapat perbedaan yang signifikan rata-rata jumlah folikel antral normal (p-value 0,715) maupun folikel antral atretik (p-value 0,604) antara kelompok kontrol dengan perlakuan. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.071) rata-rata jumlah folikel antral atretik antara waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Namun, terdapat perbedaan yang signifikan (p-value 0.036) rata-rata jumlah folikel antral normal antar waktu pemeriksaan pada masing-masing kelompok kontrol dan perlakuan. Kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-5, berbeda signifikan hanya dengan kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-20. Sedangkan rata-rata jumlah folikel antral normal terendah terdapat pada kelompok kontrol yang diperiksa pada hari ke-20, namun tidak berbeda signifikan dengan kelompok perlakuan yang diperiksa pada hari ke-20. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa Mab bZP3 sebagai kandidat bahan imunokontrasepsi tidak berpengaruh terhadap perkembangan folikel, dalam hal regulasi apoptosis dan fungsi reseptor FSH pada sel granulosa. Efek kontrseptif bersifat reversible, yang ditunjukkan dengan tidak adanya perbedaan yang signifikan jumlah folikel antral antara kelompok kontrolndan perlakuan pada hari ke-20.

References

1. Cleland, J., et al., Family planning: the unfinished agenda. The Lancet, 2006. 368(9549): p. 1810-1827.
2. Soewart, S. and S.B. Sumitro, Perkembangan Kontrasepsi, in Imunokantrasepsi: Konsep-Konsep Dasar dan Bunga Rampai Penelitian2011, Airlangga University Press: Surabaya.
3. Rabe, T., Contraception-Update and Trends. Journal für Reproduktionsmedizin und Endokrinologie-Journal of Reproductive Medicine and Endocrinology, 2007. 4(6): p. 337-357.
4. Sumitro, S.B. and Aulanni’am, Antibodi Zona Pellusida dan Aplikasinya Sebagai Kandidat Imunokontrasepsi Wanita, in Imunokontrasepsi Konsep Dasar dan Bunga Rampai Penelitian2011, Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP): Surabaya. p. 61-66.
5. Sumitro, S.B. and Aulanni’am, Rangkaian Penelitian Penemuan Imunokontrasepsi Wanita Berbasis Molekul Antibodi Hasil Induksi bZP3 dan bZP3DG, in Imunokontrasepsi Konsep Dasar dan Bunga Rampai Penelitian2011, Pusat Penerbitan dan Percetakan Unair (AUP): Surabaya. p. 67-81.
6. Widodo, E. and Aulanni’am, Specificity of antibody bovine zonna pellucidae 3 to rabbit ZP3 based on bZP3 as contraceptive antigens. Indo. J. Chem, 2005. 5(2): p. 182-187.
7. Pantiwati, Y., Passive immunization of anti bZP3 (zona pelusida3) in wistar rat (Rattus Norvegicus) and mouse (Mus Musculus). Media Peternakan, 2012. 1: p. 163-169.
8. Loho, M.F., Cadangan Ovarium 9Ovarian reserve), in Maj Obstet Ginekol Indones2010. p. 43-46.
9. Ireland, J., et al., Antral follicle count reliably predicts number of morphologically healthy oocytes and follicles in ovaries of young adult cattle. Biology of reproduction, 2008. 79(6): p. 1219-1225.
10. Roudebush, W.E., W.J. Kivens, and J.M. Mattke, Biomarkers of ovarian reserve. Biomarker insights, 2008. 3: p. 259.
11. Palma, G.A., et al., Biology and biotechnology of follicle development. The Scientific World Journal, 2012. 2012.
12. Johnson, M. and B. Everitt, Essential reproduction. 2000, Oxford: Blackwell Sciences Ltd. Google Scholar.
13. Chedrese, P.J., Reproductive Endocrinology: A Molecular Approach2009: Springer.
14. McGee, E.A. and A.J. Hsueh, Initial and Cyclic Recruitment of Ovarian Follicles 1. Endocrine reviews, 2000. 21(2): p. 200-214.
15. Avellaira, C., et al., Expression of molecules associated with tissue homeostasis in secretory endometria from untreated women with polycystic ovary syndrome. Human Reproduction, 2006. 21(12): p. 3116-3121.
16. Villarroel, C., et al., Polycystic ovarian morphology in adolescents with regular menstrual cycles is associated with elevated anti-Müllerian hormone. Human Reproduction, 2011. 26(10): p. 2861-2868.
Published
2017-04-01
How to Cite
1.
Khanifah M. FOLIKEL ANTRAL OVARIUM PADA PEMBERIAN ANTIBODI MONOKLONA BOVINE ZONA PELUSIDA SEBAGAI KANDIDAT IMUNOKONTRASEPSI. Jurnal Ilmiah Bidan [Internet]. 1Apr.2017 [cited 16Nov.2025];2(1):33-0. Available from: https://e-journal.ibi.or.id/index.php/jib/article/view/23
Section
Articles